oleh winner a. siregar
Tujuan; mengetahui penyebab, pengembangan, cara mengatasi
Ini dadakan, jadi serba minim.
Tapi terima kasih.
Ketika ditawarin ini bergembira juga, karena ada kesempatan share berbagai pengalaman. Soal konflik.
Skripsi saya meneliti konflik aceh semasa DOM 1989-1998, saya pernah tinggal di daerah konflik papua selama 2 tahun, dan menyaksikan praktek konflik dan kekerasan yang menyertainya, dan selama satu bulan belajar konflik internasional di amman, jordania. Belajar konflik israel-palestina, konflik negara2 berbatasan di timur tengah. Jadi wawasan saya cukuplah untuk bicara ini.
Konflik ada di semua level; dari paling kecil konflik pribadi, keluarga, masyarakat,gereja, negara, bahkan internasional. Jadi orang dan organisasi punya potensi untuk konflik.
Di tingkat internasional antar bangsa2. Di tingkat negara, ada konflik horizontal sesama warga masyarakat, atau konflik vertikal, antar negara dengan warga masyarakat.
Konflik juga penyebab kemiskinan yang paling utama, seperti karena perang, dsb
Tapi baiklah kita bicara yang paling sederhana soal ini.
Konflik pribadi dapat dikatakan sebagai pilihan2 dilematis dalam diri masing2. Misalnya, soal rencana hidup, pilihan2 kerja, sikap dengan saudara2, keluarga, orang tua, dst
Kenapa muncul? Karena sifat personal masing2 ada. Ada yg peragu, trauma, takut masa lalu, dst. Tapi yang paling utama penyebabnya adalah kekurangan informasi tentang keputusan yang hendak diambil. Ibarat buah simalakama.
Tetapi jika kita berkonflik dengan orang lain, selain karena informasi yang kurang, tidak seimbang, tidak akurat, dst. Tapi kekurangan informasi itu bukan faktor utama, yang paling utama adalah karena adanya perbedaan kepentingan. Ini dalam soal konflik pribadi dengan orang lain.
Bagaimana sikap kita dalam konflik?
Maisng2 orang berbeda cara kita menyikapi konflik. Ada yang memilih menyampaikan dengan orang lain yg punya hubungan pribadi dengannya, dengan tujuan agar si teman curhat ini menyampaikan kepada yang bersangkutan. Ini sikap yg gak gentle sebenarnya, karena bisa jadi menambah ribet persoalan.
Ada yang lain memilih sikap yang gentle, mengajak teman yg bersangkutan untuk bertemu scr personal dan mendiskusikan bersama cara menyelesaikan. Ini namanya cara tepat utk menyelesaikan konflik.
Mari kita bicara level lain, misalnya dalam PMK, mengetahui potensi konflik apa yang mungkin muncul.
Bagaimana kita mengetahui itu potensi atau tidak? Kita perlu alat ukur. Alat ukur itu bernama tujuan organisasi. Apa tujuan pmk, visix apa/misix apa? Apa yang perlu sebagai alat pendukung tujuan itu? Yg pertama, anggota, pengurus, penyokong, program, Dst.
Dmn konfliknya? Anggota tdk menunjukkan peran serta, pengurus tdk jalankan tujuan, dst. Karena itu tdk berjalan dgn baik maka terjadi konflik dlm organisasi, tdk berjalan sesuai tujuan, program gak jalan, menjadi ketidak pedulian, dst.
Ini cm sharing, yg paling sederhana. Kita bisa diskusi lebih lanjut.
-malino suatu waktu yg sejuk..