Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 Maret 2011

Senja yang Merah


oleh Winner a. Siregar

Senja ini merah tak terkira
Matahari seharusnya telah masuk ke peraduannya
Kamu kenapa kataku

Apa ini ungkapan dukamu
Tentang seorang tua yang pergi kemarin
Tentang orang-orang jepang, tokyo mungkin
Tentang perilaku kah

Terlalu sentimentil pesan ini kataku
Kadang klise rasanya
Tapi tetap menagisinya
Tak berdaya
Knock out
Betapa dada ini sesak

Disudut lain kamu menemuiku
Menagihku karena janji
Bukankah kita telah setuju untuk saling menemui
Gugatmu

Ya...
dan bicara tentang indonesia lagi
yang kita semua berada disimpangnya
tapi saat ini aku tidak membutuhkannya

lagi lelah batinku ini
mengurai terlalu banyak hal didiriku
dan tidak mampu mengendalikannya
sama sekali tidak membantuku kedatanganmu

Senja pun gelap lagi
Seakan menegaskan misterinya sendiri
Aku tepekur di pojok ini

Tamalanrea suatu sore, 11-3-2011

Suatu saat tentang hidup

oleh Winner a. Siregar


Suara-suaramu meyakinkanku
-kadang menggangguku malah
tarian-tarianmu menyiratkan  duka
pikiran-pikiranmu menjadi tak menentu
apakah kamu merasa ini telah menjadi waktumu
disuatu saat yang tak beriring

kamu pasti bercerita dengan bangga
tentang masa yang gemilang dalam pikirmu
bersama orang-orang tercinta
yang dengannya kamu berbagi hidup

kami semua mengakuinya
bukan karena kemewahan yang kamu sajikan
bukan karena upayamu, kerja kerasmu
tapi karena bagaimana kamu mengisinya dan membaginya dengan ketulusan

kami tak pernah sangsi soal itu
betapa wajah itu selalu menyiratkan ketulusan dan kebahagiaannya
memberi semangat untuk terus berjuang
tak pernah kuatir tentang apapun
bahkan keketika kamu terserang sesuatu
yang mungkin saja jadi kematianmu

kamu masih memendam dan belum mencapai cita-citamu pikirku
itu yang terus menyemangatimu
sampai suatu saat kelak ketika citamu jadi nyata
saya terheran dengan semangatmu yang luar biasa
aku dimana saat itu..

Minggu, 06 Maret 2011

Belajar konstitusi


oleh winner a. siregar

Membalik lembar2
Apa aku akan terpesona
Memandang ketakbermaknaan sementara
Apa aku bagimu
Bernilaikah
Tanpa ketergesaan

 Dimana jua tempatmu bagiku
Harus membaca ulang kembali
Ruang hampa yang terlalu menganga
Antara kita dengan yang lain

Ini bukan kesemenaan para pembuatnya
Ruang2 kosong yang hendak diisi
Sistem apakah itu
Ah, persetan semua itu
Semua logika yang coba kamu paksakan
Agar saya menurutinya
Untuk semata menyenangkan siapa